17 Februari 2015
Sekarang entah bagaimana hal ini benar benar terjadi, hanya beberapa waktu
setelah aku berdoa bahwa aku siap menanggung segala resikonya, dan aku
mendapatkan jawabannya. Tuhan mematahkan hatiku. Tentunya aku sudah siap,
bahkan sangat siap. Aku sadar bahwa letakmu sungguh jauh dari genggaman tangan.
Aku tahu diri.
Perasaan
yang kurasakan sangat menyakitkan. Melangkah mencari mimpi yang hendak
terwujud, perlahan pergi meninggalkanku dengan sebuah tanya. Seandainya kamu
tau rasa yang kumiliki. Hati yang malang, yang tidak akan pernah kau miliki.
Beruntung semua ini belum terlambat, semua
perasaan ini belum berubah menjadi perasaan yang amat sangat dalam,perasaan
yang dapat membuat hatiku hancur berkeping keping karena mengetahui kenyataan
yang tak seperti dikhayalkan dalam mimpi. Namun tetap saja,hati ini tetap patah.
Saat ini hanya satu hal yang bisa kulakukan,berdoa untuk kebahagiaanmu berdoa
untuk semua harapanmu,harapanmu agar bisa bersatu dengan gadis pujaanmu,gadis
yang lembut,cantik,dan pintar, yang tentunya lebih baik dariku,bodoh sekali
kalau aku berpikir aku lebih baik dari dirinya.
Aku mengagumi dari jauh tanpa kata,diam diam. Dan akupun patah hati diam
diam,tanpa ada siapapun yang tahu,tanpa ada siapapun yang mau tahu.
Ada kalanya kita perlu terima bahwa ada seseorang yang diciptakan Tuhan hanya
untuk ada didalam hati. Tapi bukan didalam hidup kita,Tak boleh lebih.
Aku sudah siap, inilah resikonya mengagumi diam diam dan patah hati diam diam.
-N-