Ujung akhir dari sebuah pertemuan





Aku akan berterima kasih kepada semesta, yang dengan berbagai cara telah mempertemukan kita. 
Membuat aku dan kamu tidak lagi menganggap masing-masing sebagai asing.
Membuat namamu terpatri dalam ingatan, seperti akar yang menancap kuat pada tanah. Dalam.
Tapi aku tidak akan menyalahkan semesta jika suatu saat nanti, kita berjalan saling memunggungi. 
Meruntuhkan asa yang sempat kita bangun pada awalnya. 
Karena dipertemukan denganmu membuatku banyak belajar ; mencintaimu salah satunya.
Dipertemukan denganmu, aku belajar banyak tentang penerimaan.
Bahwa menerimamu adalah salah satu bagian paling bermakna dalam sejarah perjalanan hidupku.
Bahwa untuk menggandeng tanganmu dan berjalan menuju arah yang tidak berlawanan, aku, hatiku, otakku, seluruhku, harus menerima seluruhmu. Kekurangan dan kelebihanmu.
Tapi aku lupa, ujung akhir dari sebuah pertemuan adalah perpisahan.
Pendirianku begitu teguh untuk belajar menerimamu.
Hingga aku lupa meluangkan sejenak waktu untuk belajar ; Belajar melepasmu.
Hingga di sinilah sekarang aku. 
Terjebak di antara ruang gelap bernama rindu.
Dikelilingi kabut asa yang menggelapkan mata, 
bernapas dengan udara namamu yang dingin menyiksa dada.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »